Usaha kita untuk lebih jauh
memahami dan mengenal Allah adalah merupakan bahagian terpenting di dalam hidup
ini. Mungkin boleh kita merujuk kepada
satu riwayat yang bermaksud : “Kenalilah
dirimu nescaya engkau akan mengenali Tuhanmu”.
Dari pengenalan diri sendiri, maka ia akan membawa kepada pengenalan
(makrifah) yang menciptakan diri iaitu Allah.
Ini adalah karena pada hakikatnya
makrifah kepada Allah adalah sebenar-benar makrifah kepada Allah adalah
sebenar-benar makrifah dan merupakan asas segala kehidupan rohani.
1. Kepentingan
Ilmu Ma’rifatullah.
Riwayat ada menyatakan bahawa
perkara pertama yang mesti dilaksanakan dalam agama adalah mengenal Allah
(awwaluddin makrifatullah). Bermula
dengan mengenal Allah, maka kita akan mengenali diri kita sendiri. Siapakah kita, dimanakah kedudukan kita
berbanding mahluk-mahluk yang lain, apakah sama misi hidup kita dengan
binatang-binatang yang ada di bumi ini, apakah tanggung jawab kita dan
kemanakah kesudahan hidup kita. Semua
persoalan itu akan terjawab secara tepat setelah kita mengenali betul-betul
Allah sebagai Rabb dan Ilah. Yang
Mencipta, Yang Menghidupkan, Yang Mematikan dan seterusnya.
Dalil
:
· Q.47:19ayat
ini mengarahkan kepada kita dengan bahasa (ketahuilah olehmu) bahawasanya tidak
ada ilah selain Allah dan minta ampunlah untuk dosamu dan untuk mukminin dan
mukminat. Apabila Al-Qur’an menggunakan
sibghah amar (perintah), maka ia menjadi wajib menyambut perintah
tersebut. Dalam konteks ini mengetahui
atau mengenali Allah (makrifatullah) adalah wajib.
· Q.3:18,
/Q.22:72-73,
2. Allah Rabbul
Alamin.
Ketika
kita membicarakan tentang makrifatullah, bermakna kita berbicara tentang Rabb,
Malik (raja) dan Ilah kita. Rabb yang
kita pahami dari istilah Al-Qur’an adalah sebagai Pencipta, Pemilik, Pemelihara dan Penguasa. Manakala ilah pula mengandungi arti yang
dicintai, yang ditakuti dan juga sebagai sumber pengharapan
Dalil
:
· Q.13:16,
“Katakanlah, siapakah Rabb segala langit dan bumi ? Katakanlah Allah. Katakanlah, adakah kamu mengambil wali selain
daripada Nya yang tiada manfaat kepada dirinya dan tidak pula dapat memberikan
mudarat ? Katakanlah, adakah bersamaan
orang yang buta dengan orang yang melihat ?
Bahkan adakah bersamaan gelap dan nur (cahaya) ? Bahkan adakah mereka mengadakan bagi Allah
sekutu-sekutu yang menjadikan sebagaimana Allah menjadikan, lalu serupa mahluk
atas mereka ? Katakanlah, Allah. Allah yang menciptakan tiap tiap sesuatu dan
Dia Esa lagi Maha Kuasa”.
· Dalil
lain Q.6:12, “Q.6:19, “ (Q.75:14-15).
3. Cara mengenal
Alloh
Allah SWT tidak menampilkan
kewujudan Zatnya Yang Maha Hebat di hadapan mahluk-mahluknya secara langsung
dan dapat dilihat seperti kita melihat sesama mahluk bahkan selagi kita boleh
nampak dengan mata kepala kita, maka itu bukanlah tuhan. Manusia
dapat mengenal tuhannya dengan ayat-ayat yang di turunkan-Nya:
a.
Ayat
Qauliyah.
Ayat-ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang
difirmankan oleh Allah SWT di dalam Al- Qur’an. Ayat-ayat
ini boleh menyentuh pelbagai aspek termasuklah jalan-jalan kepada makrifatullah.
Q.S 95:1-5,
Allah mengajak kita berfikir tentang kejadian mahluknya termasuk buah-buahan,
bukit-bukit bahkan diri manusia itu sendiri sehingga akhirnya manusia dapat
menyimpulkan satu keyakinan bahawa penciptanya adalah Allah.
b.
Ayat
Kauniyah.
Ayat Kauniah adalah ayat atau tanda yang
wujud di sekeliling yang diciptakan oleh Allah.
Ayat-ayat ini adalah dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa dan
sebagainya yang ada di dalam alam ini.
Oleh karena alam ini hanya mampu dilaksanakan oleh Allah dengan segala
sistem dan peraturanNya yang unik, maka
ia menjadi tanda kehebatan dan keagungan Penciptanya.
Dalil ; Q.41:53,. Q.3:190,.
4. Hal yang yang menjadi penghalang untuk mengenal Allah.
Walaupun ayat-ayat Allah bsi di
pahami siapa saja, namun terdapat berbagai halangan yang tidak akan berhenti
yang didukung oleh iblis dan hawa nafsu untuk memastikan anak cucu adam terus
berada di dalam kesesatan dan jauh dari petunjuk Allah SWT. Halangan-halangan ini muncul dalam bentuk
sifat-sifat pribadi yang kontradiktif berpuncak dari syahwat seperti nifaq,
takabbur, zalim, dusta dan sifat-sifat salah faham atau syubhat seperti jahil,
ragu-ragu, menyimpang.
a. Fasiq.
Yaituorang-orang
yang melanggar janji Allah, memutuskan apa yang diperintahkan olehAllah
menghubungkannya dan mereka melakukan bencana di atas muka bumi.
Dalil
:
Q.2:26-27,
Sesungguhnya Allah tidak malu menjadikan nyamuk untuk menjadi perumpamaan atau
benda yang lebih hina daripadanya.
Adapun orang-orang yang beriman mengetahui bahawa yang demikian itu
suatu
b. Sombong.
Adalah
orang yang hatinya ingkar dan membantah terhadap ayat-ayat Allah dan mereka
tidak beriman dengan Allah.
Dalil
:
Q.16:22,
Orang-orang yang tidak beriman kepada Hari Akhirat, hati mereka ingkar dan
mereka itu orang-orang yang sombong.
c. Zalim.
Dalil
:
Q.32:22,
Siapakah yang terlebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap
Allah sedang dia diseru kepada Islam ?
d. Dusta
Dalil
Q.2:10,
Dalam hati mereka ada penyakit (syak wasangka) lalu ditambah Allah penyakit itu
dan untuk mereka itu siksa yang pedih karena mereka berdusta
e. Banyak
Dosa
Dalil
Q.83:14,
Berkarat hati mereka karena dosa yang mereka lakukan.
f. Jahil
Dalil
Q.39:65,
Orang-orang yang tidak mengambil ikhtibar dari wahyu.
g. Ragu-Ragu.
Dalil
:
Q.22:55,
Orang-orang kafir senantiasa di dalam keraguan.
h. Menyimpang.
Dalil :
Q.5:13,
Oleh karena mereka melanggar perjanjian, Allah kutuk mereka dan menjadikan hatimereka keras sehingga mereka
mengubah kalimat Allah.
i. Lalai.
Dalil
:
Q.7:179,
Mereka memiliki hati, mata dan telinga tetapi semuanya tidak difungsikan dan mereka menjadi seumpama binatang lalu
disediakan kepada mereka jahannam.
5. Manfaat berma’rifat kepada Allah
Setiap ayat Allah dalam bentuk qauliyah maupun
kauniyah tetap akan menjadi bahan berfikir kepada kita dan penambah keimanan
serta ketakwaan. Dari sini akan
menjadikan personaliti hamba yang merdeka, tenang, penuh keberkatan dan
kehidupan yang baik.
a. Kemerdekaan.
Q.6:82,
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampurkan keimanannya dengan kezaliman, untuk merekalah keamanan sedang
mereka itu mendapat petunjuk”.
b. Ketenangan.
Q.13:28,
“Orang-orang yang beriman dan tenteram hatinya dengan mengingati Allah. Ingatlah
bahwa dengan mengingat Allah itu, tenteramlah segala hati”.
c. Barakah.
Q.7:96, “Kalau sekiranya penduduk negeri itu
beriman dan bertakwa, niscaya Kami tumpahkan
kepada mereka keberkatan dari langit dan bumi tetapi mereka itu mendustakan sebab
itu Kami siksa mereka dengan sebab usahanya itu”.
d. Kehidupan
Yang Baik.
Q.16:97, “Sesiapa yang melakukan kebaikan
baik lelaki maupun perempuan sedang dia
beriman niscaya Kami siapkan dia dengan kehidupan yang baik”.
e. Syurga.
Q.10:25-26, Mereka yang melakukan kebaikan
akan mendapat kebaikan dan tambahan
dari Allah dan merek akan menjadi
penduduk tetap surga Allah.
Q.98:8, “Balasan untuk mereka di sisi
tuhannya ialah surga yang mengalir sungai dibawahnya
sedang mereka kekal selama-lama di dalamnya.
Allah ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada Allah. Surga itu untuk orang-orang yang takut kepada Allah”.