Ketika Allah SWT
menjadikan Islam sebagai jalan kehidupan bagi kaum muslimin, tentulah Allah
sudah mengetahui akan berbagai hal yang akan dihadapi oleh manusia itu sendiri.
Karena Islam menginginkan adanya penyelesaian dan kedamaian atas segala hal
yang menimpa manusia dalam kehidupan mereka. Dan seperti itulah sesungguhnya
profil al-Islam. Islam merupakan pegangan hidup manusia yang mampu mengantarkan
mereka pada kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di akhirat, serta mampu
mengentaskan segala problematika yang mereka hadapi.
Kemunduran kaum muslimin juga merupakan bagian dari
‘kesesatan’ sebagaimana yang digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam hadits di
atas. Karena dalam kondisi mundur, sangat
mudah bagi musuh-musuh Islam untuk melancarkan berbagai hujaman kepada Islam,
baik berbentuk politik, ekonomi, militer, pendidikan dan lain sebagainya,
sebagaimana yang terjadi sekarang ini.Kemudian kemunduran seperti inipun
disebabkan karena mengendurnya komitmen kaum muslimin terhadap Islam.Untuk
itulah, perlu kiranya bagi kita untuk mengkaji ulang tentang hakekat dinul
Islam secara utuh dan menyeluruh agar kita dapat kembali meraih kejayaan
yang telah hilang dari tangan kita.
Mengenal Islam
Dari
segi bahasa, Islam berasal dari kata aslama yang berakar dari kata salama.Kata
Islam merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata aslama ini.
Ditinjau dari segi
bahasanya yang dikaitkan dengan asal katanya, Islam memiliki beberapa
pengertian, diantaranya adalah:
1.
Berasal
dari ‘salm’ (السَّلْم)
yang berarti damai.
Dalam al-Qur’an Allah SWT berfirman
(QS. 8 : 61)
وَإِنْ
جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ هُوَ
السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dan jika mereka condong kepada
perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada
Allah.Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
2.
Berasal
dari kata ‘aslama’ (أَسْلَمَ)
yang berarti menyerah.
Hal
ini menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam merupakan seseorang yang secara
ikhlas menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah SWT. Penyerahan diri
seperti ini ditandai dengan pelaksanaan terhadap apa yang Allah perintahkan
serta menjauhi segala larangan-Nya. Menunjukkan makna penyerahan ini, Allah
berfirman dalam al-Qur’an: (QS. 4 : 125)
وَمَنْ
أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ
مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلاً
“Dan
siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti
agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.”
3.
Berasal
dari kata istaslama–mustaslimun
(اسْتَسْلَمَ - مُسْتَسْلِمُوْنَ): penyerahan total kepada Allah.
Dalam
Al-Qur’an Allah berfirman (QS. 37 : 26)
بَلْ هُمُ الْيَوْمَ
مُسْتَسْلِمُونَ
“Bahkan
mereka pada hari itu menyerah diri.”
4. Berasal dari kata ‘saliim’ (سَلِيْمٌ) yang berarti
bersih dan suci.
Mengenai makna ini, Allah berfirman
dalam Al-Qur’an (QS. 26 : 89):
إِلاَّ مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“Kecuali orang-orang yang menghadap
Allah dengan hati yang bersih.”
Dalam ayat lain Allah mengatakan (QS.
37: 84)
إِذْ
جَاءَ رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(Ingatlah) ketika ia datang kepada
Tuhannya dengan hati yang suci.”
5.
Berasal
dari ‘salam’ (سَلاَمٌ)
yang berarti selamat dan sejahtera.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an: (QS.
19 : 47)
قَالَ
سَلاَمٌ عَلَيْكَ سَأَسْتَغْفِرُ لَكَ رَبِّي إِنَّهُ كَانَ بِي حَفِيًّا
Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan
kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat
baik kepadaku.
Adapun
dari segi istilah, (ditinjau dari sisi subyek manusia terhadap dinul
Islam), Islam adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang
diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan
pedoman hidup dan juga sebagai hukum/ aturan Allah SWT yang dapat membimbing
umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat.’
Definisi
di atas, memuat beberapa poin penting yang dilandasi dan didasari oleh
ayat-ayat Al-Qur’an. Diantara poin-poinnya adalah:
1.
Islam
sebagai wahyu ilahi (الوَحْيُ اْلإِلَهِي)
Mengenai hal ini, Allah berfirman
QS.53 : 3-4 :
2.
Diturunkan
kepada nabi dan rasul (khususnya Rasulullah SAW) (دِيْنُ
اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ)
Membenarkan hal ini, firman Allah SWT
(QS. 3 : 84)
“
3.
Sebagai
pedoman hidup (مِنْهَاجُ الْحَيَاةِ)
Allah berfirman (QS. 45 : 20)
4.
Mencakup
hukum-hukum Allah dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW
(أَحْكَامُ اللهِ فِيْ كِتَابِهِ وَسُنَّةُ رَسُوْلِهِ)
Allah berfirman (QS. 5 : 49-50)
5.
Membimbing
manusia ke jalan yang lurus. (الصِّرَاطُ الْمُسْتَقِيْمُ)
Allah berfirman (QS. 6 : 153)
6.
Menuju
kebahagiaan dunia dan akhirat.(سَلاَمَةُ الدُّنْيَا
وَاْلآخِرَةِ)
Allah berfirman (QS. 16 : 97)
Keuniversalan Islam
Islam merupakan pedoman
hidup yang universal, yang mencakup segala aspek kehidupan manusia dalam semua
dimensi waktu, tempat dan sisi kehidupan manusia.
1.
Mencakup
seluruh dimensi waktu
Artinya bahwa Islam bukanlah suatu
agama yang diperuntukkan untuk umat manusia pada masa waktu tertentu,
sebagaimana syariat para nabi dan rasul yang terdahulu.Namun Islam merupakan
pedoman hidup yang abadi, hingga akhir zaman. Allah SWT berfirman dalam
Al-Qur’an (QS. 21:107):
وَمَا
أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
2.
Mencakup
seluruh dimensi ruang
Maknanya adalah bahwa Islam merupakan
pedoman hidup yang tidak dibatasi oleh batasan-batasan geografis tertentu,
seperti hanya disyariatkan untuk suku atau bangsa tertentu.Namun Islam
merupakan agama yang disyariatkan untuk seluruh umat manusia, dengan berbagai
bangsa dan sukunya yang berbeda-beda. Allah SWT berfirman (QS. 34 :28)
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ كَافَّةً
لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ
“Dan Kami tidak mengutus kamu,
melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.”
3.
Mencakup
semua sisi kehidupan manusia.
Maknanya adalah bahwa Islam merupakan
pedoman hidup manusia yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, dan tidak
hanya agama yang mengatur peribadahan saja sebagaimana yang banyak difahami
oleh kebanyakan manusia pada saat ini. Sesungguhnya Islam mencakup seluruh
aspek dan dimensi kehidupan manusia, diantaranya adalah:
a.
Peribadahan
QS. 51 : 56
b.
Akhlak
(Etika/ Tata krama/ Budi Pekerti)
Dalam sebuah hadits, Rasulullah
SAW bersabda:
“Bahwasanya aku diutus adalah untuk
menyempurnakan kebaikan akhlak/ moral.
(HR. Ahmad)
c.
Ekonomi
QS. 59 : 7
d.
Politik
QS. 5 : 51
e.
Sosial
QS. 5 : 2
f.
Pendidikan
QS. 31 : 13
Karakteristik
Islam
1.
Robbaniyah (الربانية)
Karakter
pertama dinul Islam, adalah bahwa Islam merupakan agama yang bersifat robbaniyah,
yaitu bahwa sumber ajaran Islam, pembuat syari’at dalam hukum (dan manhajnya
adalah Allah SWT, yang diwahyukan kepada Rasulullah SAW, baik melalui Al-Qur’an maupun
sunnah.
2.
Syumuliyah / universal (الشمولية)
Artinya bahwa karakteristik Islam
adalah bahwa Islam merupakan agama yang universal yang mencakup segala aspek
kehidupan manusia.Menyentuh segenap dimensi, seperti politik, ekonomi,
pendidikan, kebudayaan dsb.
3.
Tawazun/ Seimbang (التوازن)
Artinya Islam memperhatikan aspek
keseimbangan dalam segala hal; antara dunia dan akhirat, antara fisik manusia
dengan akal dan hatinya serta antara spiritual dengan material, demikian
seterusnya..
4.
Insaniyah (الإنسانية)
Artinnya bahwa Islam memang Allah
jadikan pedoman hidup bagi manusia yang sesuai dengan sifat dan unsur
kemanusiaan. Islam bukan agama yang disyariatkan untuk malaikat atau jin,
sehingga manusia tidak kuasa atau tidak mampu untuk melaksanakannya. Oleh
karenanya, Islam sangat menjaga aspek-aspek ‘kefitrahan manusia’, dengan
berbagai kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri.
5.
Al-Adalah / Keadilan (العدالة)
Islam merupakan agama keadilan, yang memiliki konsep keadilan
merata bagi seluruh umat manusia, termasuk bagi orang yang non muslim, bagi
hewan, tumbuhan atau makhluk Allah yang lainnya.
� $'1 0 �� p1 mily:"Times New Roman","serif";
text-decoration:none;text-underline:none'>Keistimewaan Risalah Muhammad SAW.
Rasulullah
SAW merupakan salah seroang rasul, diantara sekian banyak nabi dan rasul
lainnya.Setiap rasul memiliki keistimewaan tersendiri, sebagaimana pada risalah
yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW. Diantara keistimewaan risalah beliau
adalah:
1.
(خاتم الأنبياء)
Penutup para nabi dan rasul.
Allah berfirman (QS. 33 : 40)
2.
(ناسخ الرسالة)
Menghapus risalah sebelumnya.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan:
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW
bersabda, ‘Sesungguhnya perumpamaanku dengan perumpamaan para nabi sebelumku
adalah seumpama seseorang yang membangun sebuah rumah; di mana ia menjadikan
rumah itu indah dan sempurna. Namun rumah terdapat satu sisi dari rumah
tersebut yang belum disempurnakan (bau batanya) .Sehingga hal ini menjadikan
manusia menjadi heran dan bertanya-tanya, mengapa sisi ini tidak
disempurnakan?Dan akulah batu bata terakhir itu (yang menyempurnakan
bangunannya), dan aku adalah penutup para nabi. (HR. Bukhari)
3.
(مصدق الأنبياء)
Membenarkan para nabi sebelumnya.
Allah berfirman (QS. 3 : 3)
“Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur'an)
kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya
dan menurunkan Taurat dan Injil.”
4.
(مكمل الرسالة)
Menyempurnakan risalah para nabi sebelumnya.
Allah berfirman (QS. 3 : 50)
5.
(كافة للناس)
Ditujukan untuk seluruh umat manusia.
Allah berfirman (QS. 34 : 28)
“Dan Kami tidak mengutus kamu,
melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.”
6.
(رحمة للعالمين)
Dijadikan sebagai rahmat bagi semesta alam.
Allah berfirman (QS. 21 : 107)
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Kewajiban Muslim Terhadap Rasulullah
SAW
Setelah
kita mengeahui berbagai hal mengenai kerasulan dan karakteristik atau
keistimewaan kerasulan Muhammad SAW, kini kita perlu mengetahui mengenai
kewajiban kita sebagai seorang muslim terhadap Rasulullah SAW. Diantara
kewajiban kita terhadap beliau adalah:
1.
(الإيمان به)
Mengimaninya.
Allah berfirman (QS. 61 : 10 – 11)
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ
أَلِيمٍ* تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ
فِي
سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ
كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ*
“Hai orang-orang yang beriman,
sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari
azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad
di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika
kamu mengetahuinya.”
2.
(المحبة)
Mencintainya.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَوَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ
وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ (رواه البخاري)
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW
bersabda, ‘Demi Dzat yang diriku berada di tangan-Nya, kalian tidaklah beriman,
hingga kalian lebih mencintai aku dari orang tuanya dan anaknya. (HR. Bukhari)
3.
(التعظيم)
Mengagungkannya.
Sebagai umatnya, kita semua harus
mengagungkan beliau sebagai seorang rasul, yang telah menunjukkan pada kita
jalan Allah yang lurus. Sehingga dalam setiap doa kita, setiap ucapan kita,
ceramah kita, dan lain sebagainya senantiasa mengagungkan beliau. Dan salah
satu cara untuk mengagungkan beliau adalah dengan melaksakan sunnah-sunnahnya.
4.
(الدفاع عنه)
Membelanya.
Demikian juga kita harus membela
Rasulullah SAW, terutama dari mereka-mereka yang ingin mencela dan
mengolok-olok Rasulullah SAW. Atau ‘mengkerdilkan’ sunnah nabawiyah.
5.
(محبة
من أحبه) Mencintai
mereka-mereka yang dicintainya.
Yaitu
secara umum para sahabatnya. Kita harus mencintai mereka dan tidak boleh mencela
atau mengejek serta mengolok-olok mereka:
dari Abdillah bin Mughafal,
Rasulullah SAW bersabda, ‘Takutlah kalian kepada allah dalam bersikap terhadap
sahabatku setelah masaku. Dan janganlah kalian menjadikan mereka sebagai tujuan
(dalam celaan).Karena barang siapa yang mencintai mereka maka dengan cintaku
aku mencintainya (mencintai orang yang mencintai sahabat).Dan barang siapa yang
membenci mereka, maka dengan kebencianku, aku membencinya. Barang siapa yang
menyakiti mereka, maka ia seperti menyakiti aku. Dan barang siapa yang
menyakiti aku, hampir-hampir Allah mengazabnya. (HR. Tirmidzi)
6.
(إكثار الصلوات)
Memperbanyak shalawat.
Allah berfirman (QS. 33 : 56)
“Sesungguhnya Allah dan
malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
7.
(الإتباع)
Mengikutinnya.
Allah berfirman (QS. 3 : 31)
“Katakanlah: "Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
8.
(وارث رسالته)
Mewarisi risalahnya.
Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang
siapa yang melalui jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju surga. Dan sesungguhnya malaikat akan meletakkan sayapnya
karena ridha terhadap mereka yang menuntut ilmu. Orang yang berilmu akan
dimintakan ampun oleh makhluk Allah yang ada di langit dan yang ada di bumi,
sampai ikan-ikan di dalam lautan juga memintakan ampunan buat mereka. Keutamaan
orang yang berilmu dengan orang yang ahli ibadah adalah seumpama bulan pada
saat purnama dibandingkan dengan bintang-bintang.Dan orang yang berilmu (baca;
ulama) merupakan pewaris para nabi.Para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham
kepada mereka, namun mereka mewariskan ilmu.Barang siapa yang mengambilnya,
maka ia telah mengambil bagian yang besar.” (HR. Abu Daud)