Pengenalan Herbisida dan Klasifikasinya


Penyiang gulma atau herbisida (dari bahasa Inggris herbicide) adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil. Lahan pertanian biasanya ditanami sejenis atau dua jenis tanaman pertanian. Namun demikian tumbuhan lain juga dapat tumbuh di lahan tersebut. Karena kompetisi dalam mendapatkan hara di tanah, perolehan cahaya matahari, dan atau keluarnya substansi alelopatik, tumbuhan lain ini tidak diinginkan keberadaannya. Herbisida digunakan sebagai salah satu sarana pengendalian gulma.
Salah satu alat yang digunakan untuk mengaplikasikan herbisida adalah alat semprot atau umumnya dikenal dengan knapsack sprayer. Nama ini diberikan karena larutan herbisida disemprotkan oleh alat tersebut karena adanya tekanan pada larutan tersebut. Bagian-bagian alat penyemprot secara garis besar meliputi: tangki, pompa, pengatur tekanan, tangkai penyemprot, dan nozzle.
Berdasarkan cara aplikasinya, herbisida digolongkan menjadi 7 macam, yaitu blanket spraying, broadcast treatment, band treatment, directed spraying, overhead spraying, spot treatment, wipping. Blanket spraying yaitu herbisida yang disemprotkan secara merata, khususnya berupa cairan. Broadcast treatment yaitu herbisida yang disebar secara merata khususnya herbisida yang berbentuk granuler/butiran. Band treatment yaitu herbisida yang disemprotkan menurut jalur tanaman baik strip ataupun circle. Directed spraying yaitu herbisida yang disemprotkan secara langsung, artinya dengan cara seperti ini, herbisida yang tidak selektif dapat dipakai secara selektif. Overhead spraying yaitu herbisida yang penyemprotannya dilakukan di atas tajuk tanaman. Umumnya herbisida seperti ini bersifat selektif. Spot treatment yaitu herbisida yang disemprotkan setempat, artinya hanya gulma sasaran yang disemprot sedangkan yang lainnya tidak. Wipping yaitu herbisida yang berbentuk minyak yang diberikan dengan cara mengoleskan/mengurutkan herbisida tersebut dengan sarung tangan. Herbisida ini bersifat sistemik.
Berdasarkan waktu aplikasinya, herbisida dibedakan menjadi 3, yaitu pre-emergence, pre-planting, dan post-emergence. Pre-emergence yaitu herbisida yang diberikan  sebelum gulma/tanaman tumbuh. Contohnya yaitu atrasin pada tanaman jagung, jagung yang sudah utmbuh tidak mati tetapi gulma yang belum tumbuh akan mati. Pre-planting yaitu herbisida yang diberikan sebelum tanaman ditanam, baik gulma sudah tumbuh ataupun belum. Post-emergence yaitu herbisida yang diberikan setelah gulma/tanaman tumbuh.
Berdasarkan daya kerjanya, herbisida dibagi menjadi 2 jenis, yaitu herbisida kontak dan herbisida sistemik. Herbisida kontak yaitu herbisida yang langsung mematikan bagian tumbuhan yang terkena. Biasanya bersifat nonselektif, artinya semua jenis tumbuhan yang terkena dapat terbunuh. Contohnya adalah paraquat, arsenic, H2SO4, CuSO4. Herbisida sistemik adalah herbisida yang hanya mematikan tumbuhan apabila sudah masuk ke dalam tubuh tumbuhan dan dapat mengendalikan gulma dalam waktu relatif lama.
Berdasarkan daya bunuhnya, herbisida dibagi menjadi 2 yaitu herbisida selektif dan herbisida tidak selektif. Herbisida selektif adalah herbisida yang hanya membunuh jenis-jenis tumbuhan tertentu saja dengan tidak mematikan jenis tumbuhan lainnya sedangkan herbisida tidak selektif adalah herbisida yang membunuh semua jenis tumbuhan yang dikenainya.
Berdasarkan cara penggunaannya, herbisida dibagi menjadi 3 jenis, yaitu foliar application (herbisida larutan (2,4-D), emulsi (propanil), suspense (ametrin, diuron)), soil application (atrasin, diuron, dalapon, dan simasin), dan tree injection.
Berdasarkan formulasinya, herbisida diklasifikasikan menjadi 4, yaitu larutan, EC (Emulsifiable Concentrate), WP (Wettable Powder), WDG (Water Dispersable Granule). Larutan artinya herbisida tersebut berupa campuran yang homogeny, secara mekanis sulit untuk dipisahkan. EC artinya herbisida tersebut berbahan aktif yang hanya larut di dalam minyak, agar mudah digunakan, pestisida ditambahkan bahan emulsi (pencampur minyak) oleh produsen, dengan demikian bahan aktif yang hanya larut dalam minya dapat larut juga dalam air, sehingga tidak perlu diaduk terus menerus selama pemakaian. WP, untuk membuat campuran yang homogen dibuat  suspense, yaitu campurab antara zat padat dan zat cair, dimana zat padat tersebut tidak dapat larut dalam zat cair. Untuk mendapatkan larutan yang baik maka zat padat digerus menjadi bagian yang kecil kemudian didispersikan ke dalam zat cair. WDG, berbentuk butiran halus (micro granules) bebas debu, formulasinya kering dan mudah larut dalam air, bersifat kurang stabil (mudah mengendap) sehingga harus seringkali diaduk/dikocok secara teratur pada saat pemakaian.